YANG TIDAK BOLEH TERLEWATKAN DALAM PERSIAPAN UNAS

Siswa adalah generasi muda yang kelak akan melanjutkan estafet pembangunan. Di tangan merekalah masa depan bangsa ini kita serahkan. Oleh karena itu,sudah selayaknya sejak dini kita mempersiapkan mereka. Berbagai bekal harus diberikan agar kegagalan di masa lalu dan masa kini tidak terulang kembali.Kita siapkan SDM yang berkualitas yang menguasai IPTEK dan senantiasa menjunjung tinggi IMTAK.Kegagalan 19 SMA se-Indonesia dalam UNAS 2008-2009 begitu menyentakkan kalbu. Bagaimana masa depan Indonesia kalau generasi mudanya menghalalkan segala cara dalam meraih keberhasilan, tidak memiliki rasa percaya diri dan tidak jujur?
UNAS bukan puncak perjuangan.UNAS hanyalah rintangan kecil karena masih sangat banyak rintangan yang akan dihadapi. Kalau menghadapi masalah kecil saja tidak sanggup bagaimana ketika menghadapai masalah besar? Inilah yang perlu kita renungkan. Keberhasilan UNAS tidak hanya harapan siswa dan orang tua. Para guru dan seluruh elemen masyarakat memiliki harapan yang sama. Oleh karena itu UNAS harus disiapkan secara matang agar lulus 100% tidak hanya menjadi harapan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menambahkan bekal yang harus diberikan kepada siswa dalam menghadapi UNAS yang menurut penulis sangat penting bagi keberhasilan UNAS.
Ketika menjelang UNAS siswa sibuk mempersiapkan diri dengan mengikuti bimbingan yang dilakukan oleh sekolah maupun LBB. Tidak cukup hanya itu siswa pun mengikuti berbagai try out untuk menguji kemampuannya dalam menghadapi UNAS. Bahkan ada juga yang membeli buku-buku kumpulan soal UNAS dan prediksi UNAS. Apakah semua itu cukup? Menurut penulis masih ada dua bekal lagi yang harus diberikan kepada siswa agar mereka sukses dalam menghadapi UNAS. Bahkan menjelang UNAS banyak sekolah yang melakukan istighozah(doa bersama),memohon kepada Allah SWT agar diberi kemudahan dalam menghadapi UNAS.
1. PERCAYA DIRI
Rasa percaya diri (PD) sangat penting dalam kehidupan, termasuk dalam pelaksanaan UNAS. Oleh karena itu rasa PD harus ditanamkan sejak dini agar menjadi karakter bagi generasi muda. Rasa PD ini akan membuat siswa lebih PD dalam mengerjakan soal-soal UNAS dan tidak akan tergoda dengan berbagai kunci jawaban palsu atau bertanya pada teman yang lebih pandai. Siswa telah mengenal dirinya dengan baik, mengetahui kelebihan dan kelemahannya. Siswa pun mengetahui hakikat UNAS sehingga siswa mempersiapkan siswa mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dengan belajar, mengikuti bimbingan belajar yang diadakan oleh sekolah maupun bimbel di luar sekolah. Siswa bisa juga belajar secara mandiri, mengerjakan soal-soal UNAS tahun sebelumnya atau atau prediksi soal-soal UNAS yang sudah beredar di pasaran yang mudah dicari di toko-toko buku terdekat.Rasa PD ini tidak dapat ditumbuhkan secara instan tetapi harus ditanamkan sejak dini baik di keluarga, maupun di sekolah. Orang tua dan guru sangat berperan dalam hal ini. Sejak dini ortu dan guru harus menanamkan pengertian kepada anak bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan segala kelebihan dan kelemahannya. Di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna karena setiap manusia pasti memiliki kelemahan. Orang yang kelihatannya sangat sempurna kalau diperhatikan lebih jauh pasti kita akan menemukan kelemahannya. Demikian halnya orang yang kelihatannya hanya memiliki kelemahan kalau diperhatikan lebih jauh pasti kita akan menemukan kelebihannya. Tinggal pandai-pandainya seseorang dalam menutupi segala kelemahannya dengan menonjolkan kelebihan yang dimiliki. Tidak usahlah berkecil hati dengan kelemahan yang dimiliki.Mari kenali diri kita agar kita mengetahui kelebihan yang kita miliki,Tidak usahlah berkecil hati . Tidak cukup sampai di sini, kita harus menggali kelebihan atau potensi yang kita miliki kemudian kita kembangkan agar bermanfaat bagi orang lain. Demikian juga dengan mereka yang memiliki banyak kelebihan jangan sampai menyombongkan diri karena di balik kelebihan kita miliki pasti ada kelemahan.Kembangkanlah terus kelebihan kita demi kemajuan bangsa dan negara. Mereka yang jago IPA belum tentu jago IPS. Mereka yang jago IPS belum tentu jago IPA. Dan mereka yang jago bahasa belum tentu jago IPA atau IPS. Begitulah setiap kita memiliki kecenderungan atau potensi yang kalau kita mau menyadarinya dapat membawa kita pada keberhasilan.

2. JUJUR
Satu kata yang terdiri atas lima huruf ini begitu mudah untuk diucapkan tetapi sulit untuk dilaksanakan. Padahal kejujuran ini mutlak dimiliki oleh mereka yang mendambakan keberhasilan dan kebahagiaan hidup. Kejujuran akan membuat seseorang lebih semangat dalam meraih cita-cita dan harapan. Kejujuran akan memberikan ketenangan dalam hidup. Tidak ada yang harus ditutup-tutupi atau disembunyikan.Tidak ada yang perlu dikhawatirkan Karena apa yang kita katakan dan lakukan adalah nyata dan bukan fiktif. Kejujuran harus dimiliki oleh seorang siswa. Sama dengan rasa PD., kejujuran harus tertanam sejak dini di hati siswa dan guru serta orangtua sangat berperan dalam menumbuhkan rasa PD dan jujur ini. Di rumah, ortu harus menjelaskan arti penting kejujuran, manfaat serta akibatnya. Dan yang lebih penting lagi ortu harus memberikan teladan pada anak dengan senantiasa bersikap jujur baik dalam perkataan maupun perbuatan. Demikian halnya ketika di sekolah guru harus menanamkan sikap jujur kepada siswa. Kalau perlu memberikan pengertian kepada siswa yang tidak jujur dan memberikan reward kepada siswa yang jujur. Jujur dalam mengerjakan PR, jujur dalam ulangan, jujur pada saat ujian semeseter, dan jujur dalam UNAS. Ketika mendapatkan PR maka siswa harus mengerjakannya sendiri dan tidak perlu mencontoh pekerjaan teman yang lebih pandai. Dengan begitu siswa akan mengetahui materi mana yang belum dikuasai sehingga siswa dapat bertanya kepada guru atau bisa juga kepada siswa yang dianggap bisa karena bisa jadi penjelasan teman itu lebih mudah diterima daripada penjelasan guru. Kalau setiap ada tugas siswa selalu mencontek pekerjaan teman, maka sampai kapan pun siswa tidak akan mengetahui kelemahannya, tidak akan mendapatkan ilmu dan kalau pun dapat nilai bagus itu sama dengan bohong. Nilai yang diperoleh palsu karena telah membohongi diri sendiri. Demikian halnya saat ulangan atau ujian, siswa harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya agar dapat mengerjakan soal-soal itu dengan baik. Tidak ada alasan untuk menggantungkan diri pada teman. Toh soal yang diujikan itu materinya sudah dijelaskan oleh guru. Tinggal siswanya saja mau belajar apa tidak. Kalau siswa sunguh-sungguh belajar jangankan nilai tujuh, nilai sepuluh pun bisa diperoleh.
Siswa yang memiliki rasa PD ini akan menjalani UNAS dengan kemampuannya sendiri. Tidak ada keinginan untuk bertanya pada teman apalagi menggantungkan diri pada teman. Dia akan menggunakan waktu yang ada sebaik-baiknya untuk mengerjakan soal-soal UNAS. Baginya benar atau salah itu urusan nanti yang penting dia sudah berusaha. Dengan persiapan yang matang dan rasa PD yang tinggi tidak mustahil mereka akan mendapatkan hasil yang memuaskan. Ini berbeda dengan siswa yang tidak PD. Walaupun dia pandai tapi karena tidak PD, dia pun bertanya pada temannya yang jawabannya belum tentu benar. Padahal bisa jadi jawaban dia yang benar. Apalagi kalau tidak PD dan tidak pandai, bisa jadi jawaban yang tidak ditulis adalah hasil tanya kiri kanan dapat depan belakang . Bahkan tidak menutup kemungkinan dia tidak memahami maksud soal apalagi menentukan jawaban yang benar.
Lalu bagaimana dengan guru, sudah tentu guru harus memberikan sanksi kepada siswa yang tidak bersaikap jujur. Dalam memberikan sanksi ini sebaiknya guru juga memberikan nasihat atau penjelasan bahwa perbuatan siswa itu salah. Dan kalau didiamkan atau tidak segera diatasi maka akibatnya akan fatal. Dan siswa sendiri yang menanggung kerugiannya. Dengan demikian diharapkan. Siswa akan menyadari kesalahannya dan tidak akan melakukan kesalahan yang sama. Sanksi ini juga sebagai shokterapi bagi siswa yang lain agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Tanpa adanya sanksi maka siswa akan terus menerus melakukan kesalahan yang sama dan akhirnya tidak jujur menjadi karakter bagi siswa tersebut.
3. TAWAKKAL
Setelah berbagai persiapan dilakukan dan UNAS pun telah dijalani maka langkah terakhir adalah tawakkal menyerahkan diri kepada Allah SWT. Manusia berusaha dan Allah jualah yang menentukan hasilnya.kalau memang lulus berarti berarti itulah yang terbaik. Dan bagaimana kalau sebaliknya? Berarti itu pula yang terbaik. Alah pasti punya rencana lain yang jauh lebih indah di balik kegagalan ini. Ingatlah, baik menurut manusia belum tentu baik menurut Allah. Allahlah yang menciptakan kita dan Allah lebih tahu yang terbaik untuk hamba-Nya. Tiada guna berlarut-larut dalam kesedihan. Lebih baik segera introspeksi diri dan senantiasa berhusnudhan (berprasangka baik) kepada Allah SWT. Dan segera menyusun strategi langkah baru menuju masa depan yang diimpikan. Dunia belum berakhir hanya gara-gara tidak lulus UNAS. Banyak jalan menuju ke Roma, banyak jalan menuju keberhasilan. Sikap tawakkal ini harus ditanamkan pada diri siswa agar mereka siap menerima kenyataan terutama kenyatan pahit. Setiap orang pasti menginginkan keberhasilan tetapi tidak semua orang beruntung mendapatkannya. Persiapan mental dalam menerima kegagalan ini sangat penting agar ketika mereka gagal mereka tidak putus asa. Kalau mereka berhasil mereka akan lebih mensyukuri dan tidak lupa diri apalagi mengklaim kalau keberhasilam itu atas usahanya sendiri dan melupakan peran Allah SWT.
Sekali lagi remaja adalah generasi penerus. Kalau kita ingin negara kita maju dan benar-benar merdeka dari berbagai “penjajahan”, kita harus bahu-membahu menyiapkan generasi muda yang berkualitas. Kita tidak hanya memerlukan orang pandai. Karena kepandaian tanpa tanpa didasari IMTAQ yang baik justru akan menjadi bomerang dan membuat negeri ini makin terpuruk. Orang semacam itu akan menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya. Yang kita perlukan adalah orang yang pandai dengan IMTAQ yang kuat. Potret generasi muda yang akan menentukan maju mundurnya bangsa. Jangan sampai krisis PD dan krisis kejujuran terus bersemayam di hati generasi muda kita. Tidak ada kata terlambat untuk suatu kebaikan.
Oleh : Retno Kurniawati
Pengajar di SMAN 1 Padangan-Bojonegoro
Share this article :

Posting Komentar

 
Support Download CV
Copyright © 2011 Safira All Rights Reserved