ptk karya teman

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh karena itu pendidikan hendaknya dikelola secara baik, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut dapat tercapai dengan memilih model pembelajaran yang tepat. Suatu faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pembelajaran antara lain belum dimanfaatkannya sumber belajar secara maksimal, baik oleh guru maupun peserta didik. Hal tersebut lebih dipersulit dengan suatu kondisi yang turun-temurun, karena guru selalu mendominasi kegiatan pembelajaran.
Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru tidak lagi berperan sebagai aktor/aktris utama dalam proses pembelajaran, karena pembelajaran dapat dilakukan dengan mendayagunakan aneka sumber belajar. Demikian tidak ada lagi anggapan bahwa kegiatan pembelajaran baru dikatakan sempurna kalau ada ceramah dari guru. Demikian halnya peserta didik harus dapat belajar dengan baik tanpa didampingi guru. Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal peserta didik dituntut tidak hanya mengandalkan diri dari apa yang terjadi di dalam kelas, tetapi harus mampu dan mau menelusuri aneka ragam sumber belajar yang diperlukan. (Sumber : Mendikjur, Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan).

Hal-hal yang terjadi di SMK Negeri 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro sebelum belajar dengan menggunakan modul adalah sebagai berikut :
1. Siswa kurang memahami dan mengerti akan materi bahasa Indonesia.
2. Pola pikir siswa yang aktif dan kreatif kurang berkembang.
3. Keterampilan dan prestasi belajar siswa belum tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan.
Di samping itu belajar dengan modul selalu dituntut lebih dinamis dan kreatif, karena siswa diarahkan pada penemuan-penemuan yang menuntut kreatifitas daya pikirnya sendiri. Kebutuhan nyata dilapangan yang menuntut kualitas pendidikan, maka diharapkan belajar dengan menggunakan modul sangat tepat karena tingkat penguasaan siswa terhadap bahan pembelajaran dapat dilihat melalui standar atau mutu kriteria yang diharapkan dalam modul.
Berdasarkan uraian di atas peneliti memilih subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak. Alasan peneliti memilih materi ini, karena materi ini merupakan materi salah satu keterampilan berbahasa. Oleh karena itu belajar dengan menggunakan modul diharapkan peserta didik mampu menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak

B. Identifikasi Masalah
Penyebab dari munculnya masalah-masalah tersebut, dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
1. Hasil belajar siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan modul.
2. Aktivitas siswa selama pembelajaran dengan menggunakan modul dan respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan modul.
3. Kesiapan siswa dalam mengggunakan modul.
4. Ketersediaan modul dalam proses pembelajaran.
5. Kemenarikan modul bagi siswa.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka masalah penelitian tindakan kelas ini dirumuskan sebagai berikut :
”Bagaimanakah prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan modul dalam subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak, menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan?”.



D. Batasan Masalah
Batasan masalah peneltian ini dengan tindakan pada kegiatan pembelajaran dalam subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak, yang dilakukan di kelas X Teknik Komputer Jaringan dengan jumlah 38 siswa. Tindakan dibatasi pada penggunaan modul sebagai peningkatan prestasi belajar siswa. Tindakan direncanakan, dilaksanakan, diobservasi, dan direfleksi dalam masing-masing siklus dengan tujuan menjadikan pembelajaran lebih efisien, efektif, dan menyenangkan bagi siswa.

E. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan meningkatkan prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan modul dalam subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak, menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Sebagai bahan panduan untuk mengajar di sekolah.
2. Bagi Sekolah
Sebagai bahan pertimbangan bagi tenaga pendidik untuk perbaikan proses belajar, sehingga hasil belajar mengajar dapat tercapai dengan optimal serta dapat meninggkatkan prestasi belajar siswa.
3. Bagi Lembaga
Dapat dipakai sebagai acuan tenaga kependidikan yang memerlukan dan dapat dibaca oleh siapa saja yang memerlukannya.






BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran dengan Modul
Pengertian modul menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989:589) adalah unit kecil dari satu pembelajaran yang dapat beroperasi sendiri. Sedangkan menurut Mulyasa, E (2002:44) modul adalah “satuan bahasa tertentu yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik, dan disertai pedoman untuk guru”. Menurut Kurikulum SMK 2004 mengatakan “pembelajaran dengan modul yaitu tata cara pembelajaran yang terdiri dari satuan-satuan unit kompetensi utuh yang ditempuh secara bertahap, peserta diklat harus menyelesaikan unit kompetensi secara utuh sebelum melanjutkan ke kompetensi berikutnya”.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan modul adalah tata cara pembelajaran yang terdiri dari satuan-satuan unit kompetensi yang disusun secara sistematis, operasional, dan terarah untuk digunakan oleh peserta didik disertai pedoman untuk guru dan peserta didik harus menyelesaikan unit kompetensi secara utuh yang ditempuh secara bertahap sebelum melanjutkan ke kompetensi berikutnya.
Hal-hal yang diharapkan setelah menggunakan modul adalah sebagai berikut :
1. Dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak pada mata pelajaran bahasa Indonesia
2. Dapat meningkatkan pola pikir siswa yang aktif dan kreatif.
3. Dapat meningkatkan keterampilan dan prestasi belajar siswa.
Setelah menggunakan modul diharapkan tujuan kompetensi pembelajaran dapat tercapai. Modul sebagai sistem penyampaian dalam proses belajar mengajar diharapkan mampu mengubah keadaan menjadi situasi belajar yang menarik untuk lebih aktif. Belajar dengan modul berarti siswa belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya masing-masing. Di samping itu siswa dapat mengontrol dan menilai kemajuan belajarnya atas dasar prestasinya, dengan demikian tujuan dan hasil belajar siswa akan lebih efektif dan efisien.

1. Karakteristik pembelajaran dengan modul menurut Mulyasa, E (2002:43-44) adalah sebagai berikut :
a. Setiap modul harus menginformasikan dan memberikan perunjuk pelaksanaan yang jelas tentang apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, bagaimana melakukannya dan sumber apa yang harus digunakan.
b. Modul merupakan pembelajaran individual, sehingga mengupayakan untuk melibatkan sebanyak mungkin karakteristik peserta didik. Dalam hal ini modul harus : (1) memungkinkan peserta didik mengalami kemajuan belajar sesuai dengan kemampuannya, (2) Memungkinkan peserta didik mengukur kemajuan yang telah diperoleh, dan (3) memfokuskan peserta didik pada tujuan pembelajaran yang spesifik yang dapat diukur.
c. Pengalaman belajar dalam modul dapat disediakan untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran seefktif dan seefisien mungkin, serta memungkinkan peserta didik melakukan pembelajaran aktif, tidak sekedar membaca dan mendengarkan, tetapi juga memberikan kesempatan bermain peran, simulasi dan berdiskusi.
d. Materi pembelajaran disajikan secara logis dan sistematis, sehingga peserta didik dapat mengetahui kapan dia mulai dan kapan mengakhiri suatu modul, dan menimbulkan pertanyaan mengenai apa yang harus dilakukan atau dipelajari.
e. Setiap modul harus memiliki mekanisme untuk mengukur pencapaian tujuan belajar peserta didik, terutama untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik dalam mencapai ketuntasan belajar.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran dengan modul adalah untuk meningkatkan effisiensi dan efektifitas pembelajaran di sekolah serta meningkatkan kemandirian siswa.

2. Menurut Ali Husein, M (1986:54-55) komponen-komponen modul adalah sebagai berikut :
a. Lembar kegiatan siswa, berisikan rumusan tujuan-tujuan instruksional yang ingin dicapai/materi yang akan dipelajari, alat-alat yang akan digunakan dan uraian/petunjuk mengenai kegiatan-kegiatan belajar yang harus ditempuh oleh murid, termasuk tugas-tugas yang harus diselesaikan.
b. Lembar kerja, berisi kolom-kolom dimana murid-murid mencatat jawaban-jawaban/hasil-hasil yang diperoleh di dalam melaksanakan tugas yang tercantum, didalam kegiatan siswa.
c. Kunci lembar kerja, berisi keterangan tentang jawaban atau hasil penyelesaian yang benar.
d. Lembar test, berisi soal-soal/pertanyaan-pertanyaan atau tugas-tugas yang dimaksudkan untuk menilai tingkat penguasaan murid terhadap tujuan-tujuan yang hendak dicapai.
e. Lembar jawaban, berisi kolom-kolom diman murid-murid membubuhkan jawabannya terhadap soal-soal yang tercantum di lembar test.
f. Kunci jawaban, berisikan keterangan tentang jawaban-jawaban yang benar.
g. Pedoman untuk guru, berisikan penjelasan mengenai topik yang akan dibahas (tujuan dan bahan pelajaran), jenis-jenis kegiatan belajar dan alat-alat yang digunakan serta petunjuk tentang cara-cara menggunakan alat-alat pelajaran atau alat-alat evaluasi.


B. Kualitas Modul
Menurut Basuki (2003) yang dikutip oleh Edi Laksono menyatakan bahwa secara umum kualitas modul ditentukan berdasarkan empat faktor utama yaitu : (1) Format, (2) Konsep/Materi, (3) Bahasa, dan (4) ilustrasi.

1. Indikator format, modul yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Setiap seksi atau bagian dapat diidentifikasikan secara jelas.
b. Sistem penomeran jelas.
c. Menimbulkan minat belajar.
d. Terdapat keseimbangan antara teks dan ilustrasi.
e. Menggunakan jenis dan ukuran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.
f. Secara visual, modul menarik untuk dibaca.
g. Tata letak (teks dan ilustrasi sistematis)

2. Indikator konsep, modul yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Konsep/materi modul ditulis secara akurat.
b. Konsep dikelompokkan secara logis.
c. Setiap kelompok konsep fleksibel untuk dicapai.
d. Konsep relevansi dengan kurikulum.
e. Konsep terkait dengan materi yang terdahulu.
f. Konsep didukung sumber belajar yang memadai.
g. Konsep dapat menumbuhkan motifasi belajar peserta didik.
h. Konsep dapat melatih peserta didik dalam berfikir secara sistematis.

3. Indikator bahasa, modul yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Menggunakan tata bahasa yang benar.
b. Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan mental peserta didik.
c. Menumbuhkan motivasi untuk membaca lebih lanjut.
d. Menggunakan struktur kalimat yang sederhana atau jelas.
e. Petunjuk-petunjuk ditulis secara jelas.

4. Indikator ilustrasi, modul yang berkualitas harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Ilustrasi mendukung pemahaman konsep.
b. Terkait langsung dengan konsep yang tertulis pada teks.
c. Secara visual ilustrasi menarik.
d. Mudah dipahami.

C. Tugas Utama Guru dalam Pembelajaran dengan Menggunakan Modul
Menurut Mulyasa E, (2002:45) tugas utama guru dalam sistem modul adalah mengorganisasi dan mengatur proses belajar, antara lain :
1. Menyiapkan situasi belajar yang kondusif.
2. Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan di dalam memahami modul atau pelaksanaan tugas.
3. Melaksanakan penelitian terhadap setiap peserta didik.

D. Kelebihan Pembelajaran Modul Dibanding dengan Media Pembelajaran Lain
Beberapa kelebihan pembelajaran modul dibanding dengan media pembelajaran lain (Mulyasa, E 2002 :46) adalah sebagai berikut :
1. Berfokus pada kemampuan individual peserta didik, karena pada hakekatnya mereka memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih bertanggung jawab atas tindakan-tindakannya.
2. Adanya kontrol terhadap hasil belajar melalui penggunaan standar kompetensi dalam setiap modul yang harus dicapai oleh peserta didik.
3. Relevansi kurikulum ditunjukkan dengan adanya tujuan dan cara pencapaiannya, sehingga peserta didik dapat mengetahui keterkaitan antara pembelajaran dan hasil yang akan diperolehnya.

E. Hasil Belajar
Setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung diharapkan adanya perubahan perilaku melalui evaluasi sehingga diketahui hasil belajar. Hasil belajar di sini adalah hasil pembelajaran siswa setelah siswa belajar dengan menggunakan modul pada mata pelajaran bahasa Indonesia, subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang llazim/baku dan yang tidak. Ketuntasan belajar siswa menggunakan modul pada mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 60 % atau apabila siswa memperoleh nilai 60. Maksud dari 60 % adalah dari 3 indikator yang harus dilaksanakan atau dikerjakan oleh siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia semua indikator dapat diselesaikan sesuai dengan apa yang diharapkan.

F. Langkah-Langkah Belajar dengan Menggunakan Modul
Adapun langkah-langkah belajar mengajar dengan menggunakan modul adalah sebagai berikut :

1. Menyampaikan tujuan dan menyiapkan siswa.
a. Mengaitkan pelajaran dengan pengetahuan awal siswa yang relevan dengan pelajaran yang akan dipelajari.
b. Memotivasi siswa dengan pengetahuan sehari-hari.
c. Membimbing siswa untuk merumuskan tujuan (indikator pencapaian) pelajaran.

2. Presentasi dan demonstrasi.
Guru sedikit mempresentasikan, menginformasikan, dan mendemonstrasikan.
3. Membimbing latihan terbimbing.
a. Guru membagikan modul kepada siswa.
b. Memberikan pengarahan singkat tentang tugas siswa selama pengajaran dengan modul.
c. Membimbing siswa mengerjakan tugas.
d. Membimbing siswa bekerja secara aktif dan mandiri.

4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
a. Membimbing siswa dalam memecahkan masalah bersama-sama pada materi yang telah dipelajari dalam modul.
b. Membagikan kunci jawaban.

5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan.
Guru memperbolehkan siswa untuk mempelajari dan mengerjakan tugas pada kegiatan berikutnya.
























BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat, Subyek, dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SMK Negeri 1 Baureno. Alamat Jalan Raya Jurusan Kepohbaru, Baureno, Bojonegoro. Telpon (0322) 450140. Berikut profil SMK Negeri 1 Baureno:
1.1 Sekilas Tentang SMK Negeri 1 Baureno
1. Nama Sekolah : SMK NEGERI 1 BAURENO
2. NSS : 321 05 05 06 015
3. Alamat Sekolah : Jl. Raya Jurusan Kepohbaru No. 258 Baureno
Kecamatan : Baureno
Kabupaten : Bojonegoro
Propinsi : Jawa Timur
Telepon : 0322 459 140
HP : 081 234 246 35
No. Rekening : 0082276955
4. Jenjang Akreditasi : NEGERI
5. SK Pendirian : Keputusan Bupati Bojonegoro
Nomor : 427 Tahun 2003
Tanggal : 14 Oktober 2003
6. Tahun Beroperasi : 2004/2005
7. Program Keahlian : 1. Teknik Mekanik Otomotif
2. Tata Busana
3. Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ)
8. Kepemilikan tanah : Milik Sendiri/Milik SMK Negeri 1 Baureno
a. Luas tanah :
Akta jual beli No. 70/KEP.Kec/V/B/2004 seluas : 2.241 m2
Akta Notaris No. 204 tahun 2003 seluas : 1.700 m2
Jumlah : 3.941 m2
b. Luas Bangunan : 1.710 m2
9. Kepala Sekolah :
a. Nama : Drs. MOH. HAMIM, M. MPd
b. NIP : 132 106 609
c. SK Pengangkatan : 821.2/10/203.412/2005
d. Tanggal : 15 Maret 2005
e. TMT : 16 Maret 2005
10. Komite Sekolah :
a. Nama : H. SULATIN, BA
b. No. SK : 0055/KP/104/SMKN Brn/VI/2007
c. Tanggal : 17 Mei 2007
11. Data Siswa
Pada saat penelitian ini dilaksanakan , SMK Negeri 1 Baureno memiliki 17 rombongan belajar terdiri dari Program Teknik Mekanik Otomotif 11 (sebelas) rombongan belajar, Program Tata Busana 4 (empat) rombongan belajar dan Program Teknik Komputer Jaringan 2 (dua) rombongan belajar. Jumlah siswa keseluruhan 612 orang, terdiri dari Program Teknik Mekanik Otomotif 396 orang, Program Tata Busana 144 orang, dan Program Teknik Komputer Jaringan 72 orang. Dengan jumlah siswa dan jumlah rombongan belajar yang ada, maka rata-rata siswa dalam satu kelas antara 30 – 40 siswa, masih cukup ideal untuk pembelajaran bahasa Indonesia.
12. Data ruang
Ruang kelas ada 17, Ruang Kepala Sekolah 1, Ruang Guru 1, Ruang Tata Usaha 1, Ruang BP/BK 1, Koperasi 1 ruang, Ruang Kepala Program 1, MCK Kepala Sekolah 1 ruang, MCK Guru 1 ruang, MCK murid 6 ruang, Laboraturium IPA 1 ruang, Perpustakaan 1 ruang, Bengkel Teknik Mekanik Otomotif 1 ruang, Bengkel Tata Busana 1 ruang, Bengkel Teknik Komputer Jaringan 1 ruang, Gudang 1 ruang, Kantin 3 ruang.


13. Data Tenaga guru
Guru Adaftif 10 orang, 2 orang PNS, 8 orang GTT, Guru Normatif 15 orang, 5 orang PNS, 10 GTT, Guru BP/BK 2 orang, 2 orang GTT, Guru Produktif Teknik Mekanik Otomotif 7 orang, 4 orang PNS, 3 orang GTT, Tata Busana 3 orang, 3 orang GTT, Teknik Komputer Jaringan 3 orang, 3 orang GTT, Jumlah 40 orang, 12 orang PNS, dan 28 orang GTT.
14. Data Tenaga administrasi
Tenaga administrasi 3 orang, Tenaga administrasi teknik 2 orang, dan tenaga pesuruh 2 orang, semua tenaga masih Pegawai Tidak tetap (PTT).
15. Data Infrastruktur
a. Telepon : (0322) 459 140
b. Listrik : 11.200 Watt
c. Air Bersih : PDAM
d. Jalan lingkungan : Beraspal
16. Sumber Dana Operasional dan perawatan:
a. Dana SPP/BP3
b. Dana Insidental/Komite
c. Dana Rutin Daerah

1.2 Visi, Misi, dan Tujuan SMK Negeri 1 Baureno
A. Visi
Mewujudkan lembaga diklat berstandar nasional untuk menyiapkan tenaga terampil yang profesional serta mampu menghadapi persaingan global yang berwawasan Iptek dan Imtaq.
B. Misi
1. Mewujudkan PBM yang berkualitas sesuai dengan perkembangan yang ada di DU/DI.
2. Mengembangkan organisasi dan manajemen yang mengacu pada iso 9001 – 2000
3. Mewujudkan sekolah berwawasan lingkungan
4. Mengembangkan unit produksi sehingga dapat digunakan sebagai media pembelajaran berbasis kompetensi.
5. Membentuk pribadi yang beriman dan bertaqwa
C. Tujuan SMK Negeri 1 Baureno, Bojonegoro
Sekolah Menengah Kejuruan Kelompok Teknologi dan Industri sebagai bagian dari pendidikan menengah dalam sistem pendidikan nasional bertujuan:
1. Menyiapkan siswa untuk menjadi tenaga terdidik tingkat menengah yang memiliki IPTEK praktis yang berdasarkan IMTAQ.
2. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap professional dalam bidang teknologi dan industri.
3. Menyiapkan siswa agar memilih karier, mampu berkompetisi dan mampu mengembangkan diri di bidang teknologi dan industri
4. Menyiapkan siswa untuk mengisi tenaga kerja tingkat menengah yang mandiri (bekerja untuk diri sendiri) dan atau mengisi kebutuhan dunia kerja bidang teknologi industri.
5. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga Negara yang produktif, adaptif, dan kreatif, khususnya di bidang teknologi dan industri.

1.3 Kurikulum SMK Negeri 1 Baureno
Kurikulum yang digunakan di SMK negeri 1 Baureno adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas X Tenik Komputer Jaringan, Semester 1, Tahun Pelajaran 2008/2009 pada menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak


3. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu dilaksanakan penelitian ini. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus semester ganjil 2008/2009.

B. Perencanaan Penelitian
Dalam kegiatan penelitian kali ini peneliti bekerja sendirian tanpa kolaborasi dengan orang lain. Kehadiran peneliti dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan seperti biasa seperti tidak ada penelitian. Jadi siswa dibiarkan melakukan semua kegiatan seperti biasa.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, sedangkan rangcangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi praktek pembelajaran tersebut dilakukan (dalam Mukhlis, 2003: 3).
Sedangkah menurut Muhlis (2003: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Mukhlis, 2003: 5).
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan kelas, maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut.
















Gambar 1 Alur PTK

Penjelasan alur di atas adalah:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode mencari pasangan sebagai tindak lanjut..
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu siklus 1, 2, dan 3, masing-masing siklus dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu materi pembelajaran yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing-masing siklus. Dibuat dalam tiga siklus dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP)
Yaitu perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap siklus. Masing-masing RPP berisi Kelas, Semester, Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator, Alokasi Waktu, Tujuan Pembelajaran, Metode Pembeljaran, Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran, Sumber Belajar, dan Penilaian.
3. Tes formatif
Yaitu Tes yang disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak. Tes formatif ini diberikan setiap akhir siklus. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda (objektif), berjumlah 20 soal, dan uraian 10 soal.

D. Metode Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis penelitian ini, peneliti merupakan instrumen kunci, Bogdan dan Biklen (1990) menyatakan bahwa dengan penelitian kualitatif peneliti adalah instrumen kunci. Sebagai instrumen kunci, peneliti bertindak selaku pengumpul data. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi aktivitas siswa dan tes formatif.
Observasi aktivitas siswa dilakukan dengan melihat kegiatan obyek selama mengikuti penjelasan materi oleh guru dan dilanjutkan tes formatif pada siklus pertama, penjelasan materi oleh guru melalui laptop dengan program power point dan dilanjutkan tes formatif pada siklus kedua, dan tugas pemahanan materi melalui modul dan dilanjutkan tes formatif pada siklus ketiga.
Sedangkan tes formatif dilakukan peneliti pada satu jam terahhir, baik siklus pertama, kedua, dan ketiga.

E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu kegiatan pembelajaran melalui modul perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap siklusnya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir siklus.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
Nilai siswa
Peneliti melalukan penilaian dengan menjumlahkan skor soal pilihan ganda (betul mendapatkan skor 5, salah mendapatkan skor 0), dan menjumlahkan skor soal uraian (betul mendapatkan skor 10, salah mendapatkan skor 0), kemudian menjumlahkan skor soal pilihan ganda dan skor soal uraian di bagi 2 sehinga diperoleh rumus sebagai berikut:


Keterangan :
N = Nilai Siswa
∑ A + B = Jumlah Skor Soal Pilihan Ganda dan Uraian

Nilai rata-rata
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Keterangan:
= Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 60% atau nilai 60, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 60%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:







BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini dipaparkan pelaksanaan tindakan menggunakan modul dalam subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang llazim/baku dan yang tidak, menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
Secara rinci prosedur pelaksanaan penelitian dengan 3 siklus, terdiri dari: (1) Tindakan Siklus Pertama, antara lain: tahap perencanaan 1, tahap pelaksanaan tindakan 1, tahap observasi 1, tahap analisis dan refleksi 1, (2) Tindakan Siklus Kedua, antara lain: tahap perencanaan 2, tahap pelaksanaan tindakan 2, tahap observasi 2, tahap analisis dan refleksi 2, dan (3) Tindakan Siklus Ketiga, antara lain: tahap perencanaan 3, tahap pelaksanaan tindakan 3, tahap observasi 3, tahap analisis dan refleksi 3, dan kesimpulan.

A. Analisis Data Penelitian Persiklus
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan 1
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari program tahunan. program semeseter, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran 1, Kisi-kisi soal formatif 1, soal tes formatif 1, dan lembar jawaban.
b. Tahap Pelaksanaan 1
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 24 Juli 2008 di Kelas X TKJ dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan.
c. Tahap Observasi 1
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan dan sesudah proses pembelajaran.
d. Tahap Analisis dan Refleksi 1
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Table 1. Nilai Tes Siklus I
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
T TT
1 A. Imaddudin 65 √
2 Abdul Rahmad 60 √
3 Achmad Fauzi 80 √
4 Agus Patrio Hantoko 62.5 √
5 Andi Surya Pratama 60 √
6 Andini Kurnia Wulandari 65 √
7 Ayu Mifdatul Mahdalina 50 √
8 Bino Hadiono 75 √
9 Dedy Surya Lesmana 67.5 √
10 Efi Putri cahyani 52.5 √
11 Eka Nur Endahsari 57.5 √
12 Evi Yuni Setyaningrum 67.5 √
13 Hariyanti 52.5 √
14 Hendri Susanto 70 √
15 Irawati 57.5 √
16 Isna Nudiya Amburiri 62.5 √
17 Ita Purniawati 60 √
18 Khoirun Nisak 62.5 √
19 Liya Sulistiyani 65 √
20 Moch. Juni Affidin 60 √
21 Moch. Rima Naji Mirsad 55 √
22 Menik 45 √
23 Mima Hagul Purwatiningsih 47.5 √
24 Miming 60 √
25 M. Romadhon 80 √
26 Moh. Afif 65 √
27 M. Agus Fais Rianto 80 √
28 M. Andik Susasnto 62.5 √
29 Nurul Laitatul Fausiah 47.5 √
30 Retno Julianti 65 √
31 Rodhotul Fausiah 60 √
32 Safitri Dwi Anggraini 65 √
33 Sintia Maria Ulfa 52.5 √
34 Siti Mulyaningsih 62.5 √
35 Siti Nur Safitri 60 √
36 Siti Yusmi Yuli Wulandari 65 √
37 Titik Puji Rahayu 67.5 √
38 Tri Susilowati 75 √
Jumlah Skor 2368 28 10
Jumlah Skor Maksimal. Ideal 3800 38 38
% Skor Tercapai 65.8 73,68 26,32

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 28
Jumlah siswa yang belum tuntas : 10
Klasikal : Belum tuntas



Tabel 2. Distribusi Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1
2
3 Nilai rata-rata tes formatif
Persentase ketuntasan belajar
Persentase ketidaktuntasan belajar 65, 8%
73,68%
26,32%

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menggunakan modul dalam subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak, Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 1 Baureno, Semester 1, Tahun Pelajaran 2008/2009 diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 65,8%, ketuntasan belajar mencapai 73,68% atau ada 28 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar, dan ketidaktuntasan belajar mencapai 26,32% atau ada 10 siswa dari 38 siswa yang belum tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 hanya sebesar 73,68% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti menggunakan modul dalam subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak, menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

2. Siklus II
a. Tahap perencanaan 2
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari program tahunan. program semeseter, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran 1, tanyangan program power point tentang materi, Kisi-kisi soal formatif 1, soal tes formatif 1, dan lembar jawaban.
b. b. Tahap Pelaksanaan 2
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2008 di Kelas X TKJ dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan.
c. Tahap Observasi 2
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan dan sesudah proses pembelajaran.
d. Tahap Analisis dan Refleksi 2
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:

Table 3. Nilai Tes Siklus II
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
T TT
1 A. Imaddudin 72.5 √
2 Abdul Rahmad 55 √
3 Achmad Fauzi 90 √
4 Agus Patrio Hantoko 65 √
5 Andi Surya Pratama 77.5 √
6 Andini Kurnia Wulandari 57,5 √
7 Ayu Mifdatul Mahdalina 75 √
8 Bino Hadiono 75 √
9 Dedy Surya Lesmana 72.5 √
10 Efi Putri cahyani 75 √
11 Eka Nur Endahsari 57,5 √
12 Evi Yuni Setyaningrum 72.5 √
13 Hariyanti 67,5 √
14 Hendri Susanto 72,5 √
15 Irawati 90 √
16 Isna Nudiya Amburiri 85 √
17 Ita Purniawati 57,5 √
18 Khoirun Nisak 80 √
19 Liya Sulistiyani 85 √
20 Moch. Juni Affidin 72.5 √
21 Moch. Rima Naji Mirsad 77.5 √
22 Menik 75 √
23 Mima Hagul Purwatiningsih 75 √
24 Miming 85 √
25 M. Romadhon 70 √
26 Moh. Afif 75 √
27 M. Agus Fais Rianto 55 √
28 M. Andik Susasnto 57,5 √
29 Nurul Laitatul Fausiah 57,5 √
30 Retno Julianti 82,5 √
31 Rodhotul Fausiah 77,5 √
32 Safitri Dwi Anggraini 87,5 √
33 Sintia Maria Ulfa 82,5 √
34 Siti Mulyaningsih 80 √
35 Siti Nur Safitri 85 √
36 Siti Yusmi Yuli Wulandari 75 √
37 Titik Puji Rahayu 77,5 √
38 Tri Susilowati 72,5 √
Jumlah Skor 2803 31 7
Jumlah Skor Maksimal. Ideal 3800 38 38
% Skor Tercapai 73,8 81,58 19,44

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 31
Jumlah siswa yang belum tuntas : 7
Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II
1
2
3 Nilai rata-rata tes formatif
Persentase ketuntasan belajar
Persentase ketidaktuntasan belajar 73,8%
81,58%
19,44%

Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 73,8%, ketuntasan belajar mencapai 81,58% atau ada 31 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar, dan ketidaktuntasan mencapai 19,44% atau ada 7 siswa yang belum tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil belajar siswa, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 60 hanya sebesar 81,58% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih merasa belum mengerti menggunakan modul dalam subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak, menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan 3
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari program tahunan. program semeseter, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran 1, Modul, Kisi-kisi soal formatif 1, soal tes formatif 1, dan lembar jawaban.
b. Tahap Pelaksanaan 3
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada tanggal 7 Agustus 2008 di Kelas X TKJ dengan jumlah siswa 38 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan.
c. Tahap Observasi 3
Observasi dilaksanakan bersamaan dengan dan sesudah proses pembelajaran.
d. Tahap Analisis dan Refleksi 3
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut:

Table 5. Nilai Tes Siklus III
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
T TT
1 A. Imaddudin 75 √
2 Abdul Rahmad 65 √
3 Achmad Fauzi 92.5 √
4 Agus Patrio Hantoko 70 √
5 Andi Surya Pratama 85 √
6 Andini Kurnia Wulandari 77,5 √
7 Ayu Mifdatul Mahdalina 87,5 √
8 Bino Hadiono 90 √
9 Dedy Surya Lesmana 92,5 √
10 Efi Putri cahyani 90 √
11 Eka Nur Endahsari 82,5 √
12 Evi Yuni Setyaningrum 85 √
13 Hariyanti 75 √
14 Hendri Susanto 7580 √
15 Irawati 92,5 √
16 Isna Nudiya Amburiri 87,5 √
17 Ita Purniawati 67,5 √
18 Khoirun Nisak 85 √
19 Liya Sulistiyani 90 √
20 Moch. Juni Affidin 80 √
21 Moch. Rima Naji Mirsad 90 √
22 Menik 92,9 √
23 Mima Hagul Purwatiningsih 87,5 √
24 Miming 97,5 √
25 M. Romadhon 90 √
26 Moh. Afif 95 √
27 M. Agus Fais Rianto 77,5 √
28 M. Andik Susasnto 82,5 √
29 Nurul Laitatul Fausiah 77,5 √
30 Retno Julianti 92,5 √
31 Rodhotul Fausiah 87,5 √
32 Safitri Dwi Anggraini 95 √
33 Sintia Maria Ulfa 95 √
34 Siti Mulyaningsih 90 √
35 Siti Nur Safitri 87,5 √
36 Siti Yusmi Yuli Wulandari 77,5 √
37 Titik Puji Rahayu 85 √
38 Tri Susilowati 85 √
Jumlah Skor 3245 38 0
Jumlah Skor Maksimal. Ideal 3800 38 38
% Skor Tercapai 85,4 100 0

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 38
Jumlah siswa yang belum tuntas : 0
Klasikal : Tuntas

Tabel 7. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III
No Uraian Hasil Siklus III
1
2
3 Nilai rata-rata tes formatif
Persentase ketuntasan belajar
Persentase ketidaktuntasan belajar 85,4%
100%
0 %

Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 85,4% dan dari 38 siswa yang telah tuntas sebanyak 38 siswa dan 0 siswa belum mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 85,4% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaeruhi oleh adanya peningkatan kemampuan siswa dalam menangkap materi dalam subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak, menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

B. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa menggunakan modul dalam subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak, menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 65,8%, 73,8%, dan 85,4%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses belajar aktif dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada indikator menggunakan modul dalam subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak, menjadi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah melaksanakan langkah-langkah belajar aktif dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul diantaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan pembelajaran, menjelaskan/melatih, memberi umpan balik/evaluasi/Tanya jawab, sehingga prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.







































BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan temuan dan analisis bahasan hasil penelitian tindakan kelas yang dikemukakan pada bab-bab terdahulu, berikut ini dikemukakan kesimpulan dan saran yang relevan yang berkaitan dengan implementasi menggunakan modul dalam subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak.

A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari tabel 1 dan 2 dapat diketahui bahwa menggunakan modul dalam subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak, Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 1 Baureno, Semester 1, Tahun Pelajaran 2008/2009 diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 65,8%, ketuntasan belajar mencapai 73,68% atau ada 28 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar, dan ketidaktuntasan belajar mencapai 26,32% atau ada 10 siswa dari 38 siswa yang belum tuntas belajar
2. Dari tabel 3 dan 4 dapat diketahui bahwa menggunakan modul dalam subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak, Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 1 Baureno, Semester 1, Tahun Pelajaran 2008/2009, diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 73,8%, ketuntasan belajar mencapai 81,58% atau ada 31 siswa dari 38 siswa sudah tuntas belajar, dan ketidaktuntasan mencapai 19,44% atau ada 7 siswa yang belum tuntas belajar
3. Dari tabel 5 dan 6 dapat diketahui bahwa menggunakan modul dalam subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak, Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 1 Baureno, Semester 1, Tahun Pelajaran 2008/2009, diperoleh nilai rata-rata tes formatif sebesar 85,4% dan dari 38 siswa yang telah tuntas sebanyak 38 siswa dan 0 siswa belum mencapai ketuntasan belajar.

Jadi menggunakan modul dalam subtopik menyimak untuk memahami lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang lazim/baku dan yang tidak, Siswa Kelas X TKJ SMK Negeri 1 Baureno, Semester 1, Tahun Pelajaran 2008/2009, memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 65,8%, 73,8%, dan 85,4%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

B. Saran
Berdasarkan data hasil penelitian dapat disarankan sebagai berikut:
1. Pengajaran dengan menggunakan modul hendaknya dikenalkan kepada siswa lebih dini, yaitu sejak siswa kelas X, maka akan membentuk kebiasaan untuk mengaplikasikan kemampuan keterampilan berbahasa,
2. Kepada para peneliti untuk melakukan penelitian dengan menggunakan modul dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar walaupun ketuntasan belajar secara klasikal sudah tercapai.
3. Penggunaan modul dalam pembelajaran dapat dijadikan salah satu alternatif dalam mengajarkan mata pelajaran bahasa Indonesia atau mata pelajaran lain.













DAFTAR PUSTAKA

Ismet, Basuki. 2003. Analisis Buku Ajar. Surabaya. Unipress UNESA.
Kardi S dan Muhammad Nur. 1999. Pengajaran Langsung. Surabaya : Unipress UNESA.
Mulyasa E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Suharsimi, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Suharsimi, Arikunto. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Suharsimi, Arikunto. 2005. Manajemen Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Suryabrata Sumadi. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafido.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support Download CV
Copyright © 2011 Safira All Rights Reserved