bangkitkan kreativitas siswa

KIAT MEMBANGKITKAN KREATIVITAS SISWA
DI BIDANG SASTRA




“Sastra akan dekat bahkan menyatu dengan siswa apabila seorang guru mampu menyampaikan pengajaran sastra dengan menggunakan metode dan media yang variatif serta memberikan tugas-tugas yang mampu memacu adrenalin (menantang). Selain itu guru harus mampu mengakomodasi keinginan siswa untuk tampil di depan umum dengan menampilkan siswa pada momen-momen tertentu. Yang tidak kalah penting adalah guru memotivasi dan membimbing siswa untuk mempublikasikan karya-karyanya serta mengikuti berbagai kompetisi. Yang tidak boleh dilupakan adalah manfaat karya sastra antara lain sebagai hiburan, ajaran moral dan media ekspresi.”
Pengajaran sastra kurang begitu diminati, oleh siswa. Tugas seorang gurulah untuk lebih mengenalkan sastra kepada siswa. Ibarat dalang, guru pasti memiliki banyak cara untuk menarik perhatian siswa. Peran guru sangat penting dalam membangkitkan minat siswa dalam mempelajari sastra. Guru harus bisa menangkap problematika siswa dalam mempelajari sastra sekaligus memberikan solusi yang bijaksana. Berikut ini adalah kiat-kiat guru yang mungkin bisa dijadikan alternatif dalam membangkitkan kreativitas siswa di bidang sastra.
KREATIF
Guru yang kreatif sangat disukai oleh siswa. Salah satu wujud kreativitas guru adalah penggunaan berbagai metode yang sesuai dengan kondisi siswa. Sebagai contoh dalam pengajaran sastra. Guru bisa menggunakan metode sumbang kata dalam pembuatan puisi. Siswa bebas menuliskan satu kata. Kemudian kata-kata itu diseleksi dan dirangkai menjadi bait-bait puisi. Dengan metode tersebut pengajaran puisi tidak lagi menjadi momok bagi siswa bahkan menjadi kegiatan yang sangat menyenangkan. Selain metode sumbang kata, masih banyak metode lain yang bisa digunakan oleh guru dalam pengajaran puisi. Misalnya siswa mengawali pembuatan puisi dengan kata aku ingin atau aku bermimpi. Metode ini akan mempermudah siswa dalam membuat puisi karena setiap siswa pasti memiliki keinginan dan mimpi.
Demikian halnya dalam pembuatan cerpen, guru bisa menggunakan metode melanjutkan cerita. Misalnya guru bercerita tentang putri salju. Ketika sampai di tengah-tengah cerita, guru meminta siswa melanjutkan cerita sesuai imajinasi siswa dan akhir cerita harus berbeda dengan cerita aslinya. Dengan metode ini siswa akan mudah dalam membuat cerpen. Kalau siswa masih kesulitan dengan metode melanjutkan cerita, guru bisa menggunakan dialog. Guru memberikan gambaran tentang seorang tokoh. Misalnya tokoh bernama Dinda, seorang gadis enerjik dan sangat populer di sekolahnya. Tiba-tiba, pada suatu malam Dinda hilang dari rumahnya. Cerita selanjutnya diserahkan kepada siswa. Guru secara bergantian menunjuk siswa untuk melanjutkan cerita. Dialog demi dialog dilakukan dan tanpa disadari telah terjalin sebuah cerita. Langkah selanjutnya siswa tinggal mengolah alur cerita yang sudah dibuat bersama-sama teman satu kelas menjadi sebuah cerpen.
Guru kreatif memang sangat dibutuhkan oleh siswa. Pelajaran yang sulit akan terasa mudah. Selalu ada metode baru yang cocok dengan siswa. Selain mempermudah siswa dalam menerima pelajaran, guru kreatif juga dapat membangkitkan kreatifitas siswa, siswa yang berbakat di bidang sastra dapat mengembangkan bakatnya. Misalnya siswa rajin menulis puisi dan cerpen. Ada juga siswa yang makin intensif bermain drama atau teater. Siswa yang telah menemukan bakatnya dapat memperdalamnya lagi di perguruan tinggi.
Selain metode-metode yang menarik, guru harus kreatif dalam menggunakan media. Misalnya dalam pembacaan puisi, guru tidak perlu memberi contoh membaca puisi di tiap-tiap kelas. Guru cukup memutar kaset atau CD yang berisi contoh pembacaan puisi yang dilakukan oleh guru atau mungkin penyair-penyair Indonesia seperti W.S. Rendra. Demikian halnya dengan drama, guru bisa memutar CD drama atau teater sehingga siswa dapat melihat langsung dan tidak sebatas teori. Selanjutnya berkaitan dengan resensi. Mengingat terbatasnya jumlah novel yang ada di sekolah, tidak ada salahnya guru memutar film untuk diresensi. Sudah tentu guru harus mencari film-film yang benar-benar bersih dari adegan pornografi dan cocok dijadikan bahan apresiasi.
Salah satu bukti kekreatifan guru yang lain adalah tugas-tugas yang bisa membangkitkan kreatifitas siswa. Misalnya, siswa diberi tugas membuat buletin sastra yang terdiri atas empat rubrik : rubrik puisi, rubrik resensi, rubrik cermin (cerita mini ) dan rubrik kritik sastra. Mungkin siswa merasa asing dengan tugas tersebut, tetapi dengan motivasi dan bimbingan guru, siswa akan mampu melakukannya dengan baik. Masih berkaitan dengan tugas, untuk menggali kreatifitas siswa, pada akhir semester guru bisa memberi tugas berupa rekaman berbagai keterampilan sastra seperti : membaca puisi, drama, dongeng, dan membaca cerpen. Tugas rekaman tersebut akan diputar di kelas lain bahkan dijadikan contoh untuk adik kelas. Tugas ini mungkin terasa berat, tetapi siswa akan menyukainya karena dikerjakan secara berkelompok.
Berkaitan dengan puisi, guru bisa menugasi siswa membuat kumpulan puisi untuk satu kelas atau bahkan satu angkatan. Selain itu guru bisa memberi tugas berupa teaterikal puisi atau musikalisasi puisi. Selama ini siswa hanya membaca atau mendeklamasikan puisi. Tugas ini memang tidak mudah. Tapi dengan penuh kesungguhan siswa akan melakukannya dengan baik. Siswa memang perlu diberikan tugas-tugas yang menantang agar kreativitasnya berkembang. Tanpa adanya tantangan siswa akan cenderung pasif dan monoton.
PUBLIKASI
Guru sebaiknya memotivasi siswa dalam mempublikasikan karya-karyanya. Misalnya guru menyuruh siswa membuat MADING, tidak hanya mading sekolah, tetapi juga MADING kelas. Siswa-siswa dapat mempublikasikan karya-karyanya lewat MADING. Selain MADING, siswa dapat mempublikasikan karya-karya melalui majalah sekolah. Kalau memang karya-karya siswa dirasa layak dipublikasikan di media yang lebih luas lagi, maka guru bisa membantu siswa. Misalnya untuk media lokal ada RADAR BOJONEGORO, siswa dapat mengirim puisi dan cerpennya. Tidak ada salahnya siswa mencoba mempublikasikan karya-karyanya di media nasional seperti majalah HORISON. Majalah HORISON menyediakan rubrik puisi yang bernama kaki langit. Bagi siswa yang hobi membuat cerpen dapet mengirimkannya ke rubrik cermin yang ada di majalah HORISON. Selain HORISON, ada juga majalah ANNIDA yang siap menampung karya-karya siswa baik puisi maupun cerpen.
Ada kebanggaan tersendiri bagi siswa saat karya-karyanya dimuat di mading, radar, horison, atau annida. Selain kebanggaan dan kepuasan hati, siswa akan mendapatkan honorarium saat karya-karyanya dimuat di media lokal maupun nasional. Bahkan siswa dapat menjadikan pengarang sebagai profesi. Apalagi sekarang banyak penerbit yang membuka peluang bagi remaja untuk berkarya. Banyak siswa dan mahasiswa yang menghasilkan buku yang best seller. Karya-karya mereka banyak diminati oleh pembaca. Mereka tidak harus membuat novel. Mereka bisa membuat kumcer ( kumpulan cerpen ). Bagi siswa yang memang berbakat, tidak sulit untuk menciptakan kumcer dalam satu bulan. Apalagi dengan canggihnya teknologi, siswa dapat langsung menuangkan ide-idenya lewat komputer dan mengirimkannya lewat e-mail.
TAMPIL
Salah satu karakter remaja dalam hal ini siswa adalah ingin tampil di depan umum. Guru harus bisa mengakomodasi keinginan siswa tersebut. Misalnya guru memberikan kesempatan pada siswa untuk tampil pada momen-momen tertentu. Pada saat hari jadi sekolah, pelepasan siswa, PHBA (Peringatan Hari Besar Agama) dan PHBN (Peringatan Hari Besar Nasional) siswa diminta baca puisi, baca cerpen, mendongeng atau main drama. Selain itu guru harus membiasakan siswa tampil di depan umum. Misalnya saat penilaian drama dan puisi tidak dilakukan di kelas tetapi di halaman sekolah atau tempat terbuka lainnya. Saat tampil di depan umum biasanya siswa lebih mengeksplor bakat yang dimiliki karena dalam diri siswa ada keinginan untuk tampil dan menjadi yang terbaik.
KOMPETISI
Selain tampil di depan umum, guru dapat mendorong dan membimbing siswa untuk mengikuti berbagai perlombaan yang diadakan oleh dinas pendidikan, media cetak atau media elektronik. Misalnya Dirjen Dikdasmen bekerja sama dengan majalah HORISON setiap tahun selalu mengadakan lomba menulis cerpen dan apresiasi karya sastra. Majalah remaja Islam, ANNIDA, setiap tahun juga mengadakan lomba menulis cerpen. Selain itu majalah ANNIDA selalu menampilkan berbagai info-info penting tentang berbagai perlombaan seperti menulis cerpen, puisi, drama bahkan skenario film. Tidak ada salahnya guru memotivasi dan mendorong siswa untuk mengikuti lomba tersebut. Mungkin ada siswa yang punya keinginan untuk ikut tetapi tidak tahu bagaimana prosedurnya. Atau mungkin juga siswa tidak mengetahui info-info tersebut. Tugas seorang gurulah untuk membantu siswa dalam mengembangkan dan menyalurkan bakatnya dengan berkompetisi mengikuti berbagai perlombaan. Dalam hal ini peran guru sangatlah penting. Mungkin benar siswa memiliki potensi tetapi potensi tidak akan berkembang kalau tidak diasah. Tugas seorang gurulah mengasah potensi yang dimiliki siswa.

MANFAAT
Dalam mengajar tidak ada salahnya guru menjelaskan manfaat karya sastra, dengan harapan siswa akan lebih bersungguh-sungguh dalam mempelajarinya. Salah satu manfaat karya sastra adalah sebagai hiburan. Dengan membaca karya sastra siswa dapat terhibur dan melupakan sejenak rutinitas yang menjemukan. Peran guru dalam hal ini adalah merekomendasikan karya sastra yang patut dibaca oleh siswa. Sudah tentu guru harus rajin membaca agar memiliki wawasan sastra yang luas. Secara umum baik tidaknya sebuah buku dapat dilihat dari data publikasi seperti nama pengarang dan penerbit. Saat ini genre sastra religi berkembang sangat pesat. Diawali dengan terbitnya majalah ANNIDA yang digawangi oleh HTR (Helvy Tiana Rosa) dkk. Setelah itu berdirilah komunitas pencinta sastra yang diberi nama FLP (Forum Lingkar Pena) yang berkembang pesat di Indonesia. FLP ini akhirnya melahirkan karya sastra dalam bentuk KUMCER, novel, puisi dan drama, yang sangat diminati oleh para remaja.
Selain sebagai hiburan, sastra juga menberikan ajaran moral dan falafah hidup. Dengan tema yang variatif, sastra telah memberikan banyak pengalaman berharga misalnya tentang hakikat hidup manusia, prioritas cinta, semangat dalam meraih cita-cita, dampak teknologi dan pergaulan bebas. Siswa lebih mudah menerima nasihat lewat karya sastra daripada mendengarkan nasihat dari orang tua atau guru. Melalui karya sastra tanpa disadari siswa telah memperoleh nasihat yang sangat berharga. Selain itu siswa dapat mengetahui beragam budaya dan karakter manusia.
Salah satu manfaat sastra yang tidak boleh dilupakan adalah sastra sebagai ekspresi jiwa. Siswa dapat menuangkan ide-idenya, keluh kesah, kegembiraan dan kekecewaan dalam sebuah karya sastra. Media karya sastra sangatlah penting agar ide-ide tidak berlalu begitu saja dan segala rasa di jiwa tidak menggumpal menyesakkan dada. Selama ini mungkin siswa mengungkapkan perasaannya melalui buku harian, corat-coret di bangku dan tembok sekolah. Daripada membiarkan ide dan ungkapan perasaan kita bertebaran di mana-mana, akan lebih baik jika dituangkan dalam karya sastra. Berbicara tentang buku harian, banyak pengarang yang menjadikan buku hariannya sumber inspirasi. Contohnya N.H. Dini yang mengangkat buku hariannya menjadi sebuah novel.
Demikianlah uraian singkat tentang membangkitkan kreativitas siswa di bidang sastra. Tulisan ini merupakan endapan pengalaman penulis. Semoga bermanfaat dan memperluas cakrawala pemikiran di kalangan pengajar sastra. Mari kita gali dan kembangkan potensi siswa di bidang sastra. Bangsa ini memerlukan sastrawan-sastrawan muda yang peka akan berbagai konflik yang terjadi di negeri ini dan senantiasa menjunjung tinggi ajaran moral sebagai bangsa yang beragama.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support Download CV
Copyright © 2011 Safira All Rights Reserved